Sabtu, 07 Januari 2012

Perbedaan Pengobatan Tradisional dengan Ilmu Kedokteran Modern

Ilmu kedokteran modern berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris, Jerman, dan Perancis. Disebut juga ilmu kedokteran ilmiah dimana setiap pengobatan yang diberikan harus dibuktikan melalui proses uji klinis. Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan cara kerja yang efektif dengan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.

Begitupun dengan obat tradisional. Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melalui berbagai tingkatan uji klinis. Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat tradisonal dapat digolongkan menjadi jamu (empirical based herbal medicine), obat ekstrak alam (obat herbal terstandar/scientific based herbal medicine), dan fitofarmaka (clinical based herbal medicine). Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui proses uji kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman masyarakat, sedangkan obat tradisional telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien.
Tingkat herbal yang saat ini telah diakui oleh ilmu kedokteran modern adalah yang telah melalui tiga uji penting, yaitu uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas), uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi, serta uji klinis kepada pasien. Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melewati berbagai proses tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut kemudian disebut fitofarmaka yang layak diresepkan oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan.

Sejauh ini telah beredar 5-7 obat fitofarmaka yang sesuai standar farmasi modern, kesemuanya memiliki logo fitofarmaka pada kemasannya, yaitu tanda “akar hijau” menyerupai tanda salju dengan latar belakang berwarna kuning muda, dikelilingi lingkaran berwarna hijau muda. Logo ini merupakan tanda sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Departemen Kesehatan sendiri telah mengadopsi pengobatan herbal dalam pelayanan medis dengan sebutan pengobatan komplementer melalui Kepmenkes 1109/Menkes/Per/IX/2007 mengenai Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Kepmekes 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengenai Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

Bahkan sejak tahun 2003 telah dibentuk Asosiasi Pengobatan Tradisional Ramuan Indonesia (ASPERTI), dan saat ini Universitas Indonesia (UI) sedang mempersiapkan Fakultas Kedokteran Herbal (Komplementer) sebagai jurusan baru yang rencananya akan dibuka pada tahun 2012. Sebenarnya ilmu kedokteran modern tidak menyangkal efektivitas metoda pengobatan tradisional untuk penyakit tertentu, selama telah dibuktikan melalui uji klinis yang memadai, atau pengobatan dengan metoda konvensional sudah tidak bermanfaat.

Namun sayangnya seringkali para dokter menyangkal akan keampuhan dan manfaat obat-obatan herbal ini.

Perbedaan Obat Herbal dengan Obat Kimia

Obat Herbal :
   



1.Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang rusak.
2.Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
3.Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
4.Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.
5.Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak.
6.Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan berpengalaman.


Obat Kimiawi :


1.Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
2.Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
3.Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.
4.Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5.Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
6.Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
7. Reaksi terhadap tubuh cepat.


Berikut ini beberapa tanaman yang dapat dijadikan obat, diantaranya:

Ciplukan

  • Ciplukan mempunyai banyak khasiat. Yaitu, air perasan akar tumbuhan ini dapat diminum untuk mengobati cacing. Serta jika ingin menurunkan demam, akar ciplukan dapat direbus kemudian diminum. Daunnya juga memiliki khasiat yang tidak kalah banyaknya. Daun ciplukan dapat mempercepat penyembuhan tulang patah. Penyakit busungair, bisul, borok, terkilir nyeri perut juga dapat diobati dengan daun tumbuhan ini. Minum air rebusan daunnya juga akan memperkuat organ jantung.

Buah Pala

  • Penyembuh gigi : Materi yang terdapat di minyak pala menunjang memunahkan bakteri di mulut yang membuat gigi bolong.
  • Penyembuh sakit perut : Senyawa natural yang terdapat di buah pala ini berfungsi menunjang fluensi saluran pencernaan, tak heran ketika dahulu pala telah di kenal bagi menangani problem diare, perut gembung dan gangguan pencernaan lainnya.
  • Obat tidur : Buat menangani problem tidur, tuangkan beberapa pala abu ke segelas susu panas kuku.
  • Melenyapkan jerawat dan noda : Tubuk buah pala hingga lembut lalu jadikan satu bersama susu whole milk , campur sampai berwujud pasta. Gunakan ke bagian muka yang mempunyai problem, biarkan kira-kira 5 menit, kemudian bilas muka seperti biasa.

Jeruk Nipis

  • Jeruk nipis dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol. Caranya dengan memotong jeruk nipis sampai kecil-kecil bersama kulitnya. Lalu masukkan ke dalam gelas. Tuang air panas sampai penuh, sesudahnya tutup rapat. Nanti sekitar 30 menit, kemudian minum hingga habis. Jalani dengan berkala, sehari 2 kali pagi dan malam. Berasaskan eksperimen, kulit jeruk nipis mempunyai minyak yang berkhasiat bagi kesahatan.

Rambutan

  • Disentri : Bilas kulit buah rambutan (10 buah), belah-belah secukupnya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, kemudian rebus hingga airnya tersisa setengahnya. Sesudah ,dingin, saring & minum sehari 2 kali, tiap-tiap 3 perempat cangkir.
  • Demam : Bilas kulit buah rambutan yang sudah dijemur (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, kemudian rebus hingga bergolak kurang lebih 15 menit. Selepas dingin, saring dan minum 3 kali sehari, tiap-tiap sepertiga bagian.
  • Menggelapkan rambut ubanan : Bilas daun rambutan seperlunya, kemudian menumbuk hingga lumat. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata hingga jadi adukan serupa bubur. Peras dan saring menggunakan sepotong kain. Pakai air yang terkumpul buat membasuh rambut kepala. Jalani tiap hari hingga kelihatan akhirnya.
  • Kencing manis : Gongseng biji rambutan (lima biji), kemudian menggiling hingga jadi bubuk. Tuang air panas menggunakan 1 gelas air panas. Sesudah dingin, minum airnya semuanya. Jalani 1–2 kali dalam satu hari.
  • Sariawan : Bersihkan kulit kayu rambutan 3 ruas jari, kemudian rebus menggunakan 2 cangkir air bersih hingga tinggal 1 gelas. Pakai buat berkumur selagi hangat.
















Referensi:
http://herbalmadiun.wordpress.com

http://id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar