Kebakaran hutan merupakan fenomena alam yang telah berlangsung selama beribu-ribu tahun yang lalu, bahkan telah menjadi ciri hutan-hutan yang ada di Indonesia. Bukti ilmiah berdasarkan pendataan karbon radioaktif dari endapan kayu arang di Kalimantan Timur menunjukan bahwa kawasan hutan dataran rendah telah berulang kali terbakar paling sedikit sejak 17.500 tahun yang lalu, selama beberapa periode kemarau yang berkepanjangan, yang merupakan ciri utama periode Glasial Kuarter (Goldamer, 1990; FWI-GFW, 2001).
Kejadian kebakaran hutan pada mulanya berskala lebih kecil dan lebih tersebar dengan frekuensi yang relatif lebih jarang dan waktu lebih panjang berbeda jika dibandingkan dengan kebakaran yang serupa pada tiga dasawarsa terakhir. Meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran hutan ini diduga kuat karena besarnya proses deforestasi yang terjadi selama kurun waktu tersebut.
El-Nino dan Kebakaran Hutan
Pada tingkat makro, kondisi hutan yang rentan terhadap kebakaran tersebut, didukung oleh perubahan iklim global, yaitu fenomena iklim El-Nino. Fenomena iklim El-Nino ini menyebabkan musim kemarau dan kekeringan yang berkepanjangan melanda daerah-daerah tropis termasuk Indonesia.
Dampak Kebakaran Hutan
Berbicara dampak maka akan menyangkut dua hal, yaitu positif dan negatif. Dampak positif merupakan akibat dari adanya sebab yang membawa manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung dirasakan oleh manusia. Sedangkan dampak negatif diartikan sebagai akibat dari adanya sebab yang tidak membawa manfaat atau bahkan merugikan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak positif kebakaran berkaitan erat dengan manfaat api dalam kehidupan sehari-hari, sementara dampak negatif merupakan hal-hal yang merugikan karena adanya api. Dalam kehidupan kita pasti terasa ada yang kurang jika tidak ada api. Jika tidak ada api maka kita tidak dapat memperoleh makanan atau minuman yang steril, kehidupan malam terasa gelap gulita dan lain-lain. Dalam kehidupan kita, api akan sangat bermanfaat manakala dia bisa kita kendalikan sehingga dapat dijadikan alat atau sarana untuk pemenuhan kebutuhan kita seperti untuk lampu penerangan, kompor dll. Sebaliknya jika api tidak dapat kita kendalikan maka bisa dipastikan dia akan menimbulkan dampak negatif bagi kita dan lingkungan kita seperti kebakaran rumah, kebakaran hutan dll.
1. Dampak positif dari kebakaran hutan dapat diperoleh dengan syarat-syarat sebagai berikut : Proses kebakaran dapat dikendalikan, artinya tingkah lakuapi yang tercipta dapat dikontrol secara seksama sehingga tidak menjalar atau meloncat (api loncat) keluar daerah yang dimaksud. Untuk memenuhi syarat ini maka hendaknya:
- Tidak melakukan pembakaran pada periode yang terlalu kering.
- Tidak membakar pada waktu angin bertiup kencang,
- Membuat sekat bakar sebelum melakukan pembakaran.
2. Terjadi pada daerah yang tidak begitu luas. Hal ini untuk membatasi pergerakan api agar mudah dikontrol dan dikendalikan, sehingga tidak menimbulkan tingkah laku api yang ekstrim (tidak terkendali).
3. Frekuensi terjadinya kebakaran pada suatu tempat yang sama tidak terlalu sering.
Dengan demikian kebakaran pada kawasan hutan dan sekitarnya akan memberikan dampak positif jika dapat dikendalikan, tidak terjadi pada areal yang luas dan tidak terjadi pada tempat yang sama secara terus-menerus. Sementara dampak negatif ini timbul jika proses kebakaran tidak dapat dikendalikan dan keluar dari areal yang disengaja untuk dibakar, sehingga manfaat yang diharapkan berubah menjadi bencana yang merugikan dan bahkan mengancam keselamatan jiwa. Besar atau kecilnya dampak negatif ini sangat bergantung pada besar/kecilnya skala kebakaran, semakin besar skala kebakaran semakin besar pula dampak negatif yang ditimbulkan.
Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen
Fenomena alam lain yang memberikan dampak positif dan negatif adalah terjadinya Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen. Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yg berasal dari dalam bumi, sedangkan tenaga eksgen adalh tenaga pengubah muka bumi yg beraal dari muka bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yg bersofat membangun(konstruktiv).
1. Bentuk muka bumi yg dihasilkan oleh tenaga endogen
Diastropisme adalah tenaga yg mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. kerak bumi terdiri atas dua macam yaitu, kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua juga di sebut lempeng benua, sedangkan kerak samudra di sebut juga lempeng samudra. Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan seisme(gempa)
a. Hasil dari proses tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak/kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal.
1) Epirogenesa adalh gerakan lapisan kulit bumi secara
horisontal maupun vertikal. Gerakan epirogenesa di bagi menjadi 2 :
a.epirogenesa positif yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah olah mengalami kenaikan
b.epiro genesa negatif yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah olah mengalami penurunan
2)orogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horisontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yg terjadi sangat cepat dan di wilayah yg sempit.
Berdasarkan bentuknya proses tektonisme di bedakan atas patahan dan lipatan
LIPATAN
1. Lipatan tegak
2. Lipatan miring
3. Lipatan menutup
4. Lipatan rebah
5. Sesar sungkup
PATAHAN
1. tanah naik
2. tanah turun
3. sesar
4. blok mountain
bentuk muka bumi dari bentuk patahan dan lipatan di antaranya sebagai berikut
1. pegunungan
2. dataran tinggi
3. plato atau plateau
4. depresi
5. palung laut
6. lubuk laut
7. pegunungan lautt
8. ambang laut
9. shelf
b.Hasil proses vulkanisme
1. ilustrasi magma
a. batholit
b. lakoit
c. sill
d. gang
e. apofisa
f. diatrema
2. ekstrusi magma
a. ekstrusi sentral
b. ekstrusi linier
c. ekstrusi areal
1) gunung
2) fenomena alam pasca vulkanik
a. mata air panas dan air mineral
b. sumber gas
c. mata air gesyer
c. hasil dari proses gempa
berdasarkan faktor penyebab gempa bumi adalah :
1) gempa tektonik
2) gempa vulkanik
3) gempa runtuhhan
4) gempa buatan
gempa menurut letak terjadinya dapat di bedakan sebagai berikut:
1) gempa episentrum
2) gempa hiposentrum
gempa berdasarkan hiposentrum dapat dibedakan sebagai berikut
1) gempa dangkal
2) gempa intermediet/ menengah
3) gempa dalam
gempa berdasarkan episentrum dapat dibedakan sebagai berikut
1) gempa sentral
2) gempa linier
a. dampak positif
dampak positif tenaga endogen bagi kehidupan sebagai berikut.
1) Kawasan tangkapan air hujan
2) Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral
3) Pusat tenagalistrik
4) Tempat habittat berbagai jenis flora dan fauna
5) Tempat pariwisata dan laboratorium alam
b. Dampak negatif
Dampak negatif tenaga endogen bagi kehidupan sebagai berikut
1) Letusan gunung api
2) Gempa bumi dan bencana alam
2. Bentuk Muka Bumi yang di hasilkan oleh tenaga eksogen
a. Pengikisan
1. Tenaga air
2. Tenaga angin
3. Tenaga gelombang
4. Tenaga gleyser
5. Tenaga makhluk hidup
b. Pelapukan
1. Pelapukan fisik
2. Pelapukan kimiawi
3. Pelapukan organis
c. Pengangkutan material
1. Jenis pergerakan pelan
a. rayapan tanah
b. rayapan talus
c. rayapan batuan
d. rayapan batuan glyser
e. solifluksi
2. jenis pergerakan cepat
a. aliran tanah
b. aliran lumpur
c. gugur puing
3. longsor lahan
a. luncur
b. longsor puing
c. jatuh puing
d. longsor batu
e. jatuh batu
4. amblesan
pergerakan tenaga eksogen menpunyai dampak positif maupun negatif bagi kehidupan :
a. dampak positif
1) memunculkan habitat
2) memperluas daratan
3) memunculkan barang barang tambang ke permukaan bumi
b. dampak negatif
1) angin kencang dan badai
2) hujan sangat deras
3) panas matahari yg berlebihan
4) erosi tanah
5) abrasi
Referensi:
http://www.facebook.com/notes/buletin-konservasi-kepala-burung-balai-besar-ksda-papua-barat
http://ips-mrwindu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar